News Zone. YANGON - Palang merah internasional memperkirakan korban tewas akibat topan Nargis di Myanmar mencapai 128 ribu jiwa. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari data yang dicatat pemerintah.
Associated Press (AP), Kamis (15/5/2008) mengatakan, jika junta Myanmar tidak segera membuka lebar akses bantuan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi gelombang kematian jilid dua, pascatopan yang berkecepatan 190 kilometer per jam itu.
Hingga kini, junta yang telah 46 berkuasa itu masih mempersulit masuknya bantuan asing ke wilayah bencana. Banyak sukarelawan dan bantuan internasional yang tertahan di Thailand lantaran tidak mendapat visa masuk.
Padahal, upaya pertolongan pemerintah setempat kepada para korban tidak maksimal. Tingginya curah hujan dan sulitnya medan bencana di sekitar Delta Sungai Irrawady juga mempersulit distribusi bantuan.
Sementara, sebanyak 2,5 juta jiwa masih terisolir di lokasi bencana. Mereka membutuhkan bantuan pangan, minuman, dan pemukiman sesegera mungkin.
"Bukan mustahil jika kondisi ini terus berlangsung, akan memperburuk kondisi kesehatan korban selamat dan memicu tingkat stres para korban setempat," ucap juru bicara Unicef, Shantha Bloemen.
Associated Press (AP), Kamis (15/5/2008) mengatakan, jika junta Myanmar tidak segera membuka lebar akses bantuan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi gelombang kematian jilid dua, pascatopan yang berkecepatan 190 kilometer per jam itu.
Hingga kini, junta yang telah 46 berkuasa itu masih mempersulit masuknya bantuan asing ke wilayah bencana. Banyak sukarelawan dan bantuan internasional yang tertahan di Thailand lantaran tidak mendapat visa masuk.
Padahal, upaya pertolongan pemerintah setempat kepada para korban tidak maksimal. Tingginya curah hujan dan sulitnya medan bencana di sekitar Delta Sungai Irrawady juga mempersulit distribusi bantuan.
Sementara, sebanyak 2,5 juta jiwa masih terisolir di lokasi bencana. Mereka membutuhkan bantuan pangan, minuman, dan pemukiman sesegera mungkin.
"Bukan mustahil jika kondisi ini terus berlangsung, akan memperburuk kondisi kesehatan korban selamat dan memicu tingkat stres para korban setempat," ucap juru bicara Unicef, Shantha Bloemen.
0 komentar
Posting Komentar